Selasa, 24 Mei 2016

Potensi, Masalah dan Isu Strategis Pengembangan Kota Bandung



POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN 
  1. Fungsi Kota Bandung yang selalu mengikuti perekonomian nasional maupun global, maka berpotensial dikembangkan sarana dan prasarana yang meliputi berbagai sarana jasa, wisata kota, industri kreatif dll.
  2. Sumber daya alam yang berupa total Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan sumber air baku eksisting terdapat 802 l/detik kapasitas air bersih yang belum termanfaatkan.
  3. PDRB kota Bandung terus mengalami peningkatan hingga tahun 2007, hal tersebt berpotensi meningkatkan ekonomi kota Bandung, Selain sektor ekonomi yang termasuk dalam PDRB terdapat pula beberapa sektor ekonomi lokal di Kota Bandung yang berupa industri kreatif. Industri kreatif merupakan kumpulan dari sektor-sektor industri yang mengandalkan kreativitas sebagai modal utama dalam menghasilkan produk/jasa. Industri kreatif di Kota Bandung menyerap 344.244 tenaga kerja dan memberikan kontribusi sebesar 11% untuk ekonomi lokal.

MASALAH  
  1. Terjadinya pemanfaatan ruang seperti terdapatnya permukiman kumuh dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat yang dikarenakan oleh meledaknya jenis kegiatan maupun aktivitas di Kota Bandung. 
  2.  Adanya alihfungsi lahan dari non terbangun menjadi lahan permukiman maupun lahan terbangun.
  3. Permasalahan terjadi pada system prasarana distribusi jaringan listrik, dimana pembangunan atau penambahan jaringan listrik di Kota Bandung mengikuti perkembangan guna lahan, bukan sebaliknya. Ketidakteraturan dalam penyebaran jaringan menyebabkan beberapa kerugian dalam pengoperasian dan pemeliharaan jaringan.
  4. Permasalahan yang berkaitan dengan jaringan telekomunikasi yaitu maraknya perkembangan teknologi telepon selular yang mana harus diimbangi dengan keberadaan tower menara operator. Pengaturan tower ini dapat mengganggu estetika ruang kota, juga membutuhkan lahan, dan dapat menimbulkan radiasi bagi masyarakat di sekitarnya.
  5. Beberapa daerah belum memiliki drainase pada rua jalan sehingga beberapa daerah rawan banjir dan genangan. Selain itu banjir juga disebabkan oleh pendangkalan drainase dan pengalihfungsian lahan.
  6. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan tinggi di Kota Bandung dapat menjadi potensi jasa sekaligus juga dapat menimbulkan permasalahan perkotaan. Contoh permasalahan yang terjadi adalah keberadaan kegiatan pendidikan tinggi menjadi salah satu penarik migrasi yang tinggi dari luar kota maupun luar Pulau Jawa. 
ISU STRATEGIS
Jika ditinjau dari perkembangan dan permasalahan Kota Bandung, dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangannya, Kota Bandung dihadapkan pada beberapa isu strategis berikut ini: 

  1. Jumlah penduduk Kota Bandung (berdasarkan proyeksi) yang diperkirakan akan mencapai 4,1 juta jiwa pada tahun 2031 telah melampaui daya dukung Kota Bandung yang sekitar 3 juta jiwa sehingga dibutuhkan penyediaan ruang dan infrastruktur. Tingginya tingkat kegiatan di Kota Bandung mengakibatkan antara lain bertambahnya luas lahan terbangun dan produksi polusi.
  2. Jumlah penduduk Kota Bandung (berdasarkan proyeksi) yang diperkirakan akaN mencapai 4,1 juta jiwa pada tahun 2031 telah melampaui daya dukung Kota Bandung yang sekitar 3 juta jiwa sehingga dibutuhkan penyediaan ruang dan infrastruktur. Tingginya tingkat kegiatan di Kota Bandung mengakibatkan antara lain bertambahnya luas lahan terbangun dan produksi polusi.
  3. Fungsi kota yang potensial dikembangkan di Kota Bandung antara lain berbagai jenis jasa (pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi, dan lain-lain), wisata kota, industri kreatif, dan lain-lain. Dengan fungsi kota yang kuat dan terarah diharapkan peran Kota Bandung di dalam konteks wilayah yang lebih luas bisa makin kuat.
  4.  Sebaran kegiatan fungsional juga tidak sesuai dengan fungsi jaringan jalan sehingga terjadi percampuran antara kegiatan primer dan sekunder dengan pergerakan primer dan sekunder. Dengan proyeksi penduduk 20 tahun mendatang mencapai 4 juta jiwa maka kebutuhan pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan kota akan bertambah. Isu strategis yang muncul adalah bagaimana bagaimana mengintegrasikan sistem pelayanan kota, sebaran kegiatan fungsional dan sistem jaringan pergerakan untuk menciptakan struktur ruang kota yang efektif dan efisien dalam melayani kebutuhan penduduk.
  5. Persoalan pola ruang yang terjadi adalah rendahnya proporsi ruang terbuka hijau kota, tingginya alih fungsi lahan, masih terdapatnya lingkungan perumahan yang kumuh.
  6. Dengan tingkat kebutuhan perumahan yang semakin meningkat akan mendesak bangunan-bangunan dan kawasan tua/bernilai sejarah atau yang merupakan pusaka kota oleh bangunan baru yang lebih memiliki nilai ekonomis tinggi.
  7. Ruang publik di Kota Bandung saat ini masih terbatas dan penggunaannya tidak sesuai dengan yang seharusnya.
  8. Fasilitas publik di Kota Bandung belum memadai jumlah maupun kualitasnya.Faktanya Kualitas pelayanan publik belum optimal, ketersediaan fasilitas sosial ekonomi belum mencukupi dan terbatasnya fasilitas kebudayaan.
  9. Kinerja sistem transportasi di Kota Bandung yang belum optimal dan berkelanjutan misalnya Tingkat pelayanan (level of service) jalan yang rendah karena terjadinya pengurangan ruang efektif jalan dan gangguan samping lalulintas, Pelayanan angkutan umum massal belum optimal, tingkat aksesibilitas penduduk pada sarana dan prasarana transportasi massal relatif kurang memadai, simpul terminal yang belum berfungsi sebagai pengumpan untuk jaringan jalan raya dll.
  10.  Penyediaan infrastruktur di Kota Bandung masih mengalami beberapa kendala diantaranya: belum adanya TPA yang berkelanjutan, jaringan jalan yang belum dilengkapi system drainase, kapasitas IAL yang terbatas dll.
  11. Pengendalian pembangunan di Kota Bandung belum efektif, masih banyak pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi.Sumber : RTRW Kota Bandung tahun 2011 - 2031  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar